Setiap kali ayam petelur akan menghadapi ancaman penyakit yang disebabkan oleh salahsatu parasit. Ada beberapa jenis parasit yang dapat mengancam produksi dan kehidupan ayam. Parasit yang sering mengancam peternakan adalah cacing. Kasus cacingan yang umumnya terkena yaitu pada ayam petelur yang memasuki usia produksi. Penyebab cacing berulang yaitu terkait dengan sanitasi kandang, kualitas pakan dan program obat cacing yang tidak selesai. Munculnya kejadian kasus -kasus ini mengakibatkan beberapa kerugian, terutama terkait dengan efisiensi pakan sampai dengan gangguan produksi telur.
Cacing pada ayam petelur seringkali tidak menunjukkan gejala spesifik, meskipun kadang -kadang gejala tampaknya yaitu penurunan konsumsi pakan atau inefisiensi, tetapi jika dilakukan pembedahan terhadap ayam yang mati atau nekropsi , cacing umumnya dapat ditemukan pada usus ayam. Jika dilakukan pemeriksaan fases dengan laboratorik maka akan ditemukan adanya telur cacing. Kecenderungan atau tempat kehidupan parasit ada pada usus ayam, terutama cacing nematoda dan cestoda. Nematoda adalah kelompok cacing gelang seperti Ascaridia Gali dan Cestoda adalah kelompok cacingi seperti Davainea spp. dan Railietina spp.
Baca Juga tentang : PENYEBAB AYAM LUMPUH TIBA -TIBA SERTA LANGKAH UNTUK MENGATASINYA
Langkah -langkah berikut dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi cacingan pada ayam petelur :
1. Pemeriksaan fases/kotoran dengan Laboratorik
Pemeriksaan kotoran ayam menjadi salah satu metode untuk mendeteksi kondisi cacing dalam populasi ayam petelur melalui sampel kotoran ayam dan tes telur cacing pada kotoran secara laboratorik. Pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui ayam apabila terkena cacingan, jika keberadaan telur cacing pada kotoran ayam terdeteksi berarti ada kemungkinan risiko cacing berulang muncul kembali. Dan dapat diidentifikasi apakah telur cacing tersebut termasuk nematoda atau cestoda secara morfologi telur. Dari hasil ini, sangat berguna untuk menentukan obat cacing yang benar.
2. Pengerukan Kotoran serta Kontrol Lalat
Kondisi tinja pada ayam yang tidak dibersihkan secara rutin sampai menumpuk dan bahkan menyebabkan bau amonia yang tidak sedap, itu bisa menjadi salah satu penyebab potensial cacing yang berulang. Telur cacing yang dilepaskan melalui kotoran akan bertahan lama pada kotoran yang menumpuk bersama dengan banyaknya lalat kandang, maka transmisi telur cacing pada ayam dapat terjadi kembali.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari penumpukan kotoran yang terlalu panjang, terutama ketika populasi lalat muncul dalam jumlah besar. Jika banyak populasi lalat, penggunaa n seperti kandungan deltamethrin dapat digunakan dan aman pada ayam. Untuk mengurangi siklus pengembangan lalat, dapat diatasi dengan pemberisn obat antilarva yang mengandung Cyromazine. Penggunaan Antilarva sangat mudah pengaplikasiannya dengan cara dicampurkan dengan pakan, sehingga bahan aktif berada pada kotoran untuk memberikan efek larvasidal. Selain itu, penggunaan Sirnaset dapat diaplikasikan dengan cara disemprot secara langsung pada kotoran yang dilarutkan dalam air sehingga aplikasi menjadi lebih mudah.
3. Kualitas Pakan yang sesuai dengan Usia Ayam
Setiap periode pemeliharaan membutuhkan standar pakan yang berbeda. Pakan yang tidak memenuhi kebutuhan standar usia atau sumber bahan baku yang tidak standar makaakan memicu kasus cacingan terhadap ayam yang tinggi. Protein yang melebihi standar atau terlalu tinggi dapat mendorong kasus cacingan berulang, terutama jika mengandung bahan baku yang sulit dicerna.
4. Program untuk memberikan obat cacing dengan benar
Untuk mengatasi kondisi cacingan berulang pada ayam petelur, dapat melakukan program perawatan cacingan yang sesuai dengan periode prepaten sesuai dengan jenis cacing. Periode prepaten adalah periode waktu untuk siklus hidup cacing dari awal ke tubuh ayam hingga munculnya telur cacing kembali. Program memberikan obat cacing untuk mengobati kasus cacingan berulang harus mempertimbangkan kandungan obat cacing yang digunakan, karena setiap bahan aktif memiliki spektrum tertentu. Program perawatan harus sesuai dengan waktu pemberian, penerapan dosis yang benar dan cara pemberian obat dengan air minum atau hanya mencampurkan obat tersebut pada pakan ayam.
Dalam kasus cacingan pada periode produksi ayam yang disebabkan oleh cacing nematoda atau cacing Giling dapat diobati dengan obat cacing yang mengandung levamisole, jika kasus cacing Nematoda terjadi pada ayam di usia pullet dapat diberikan obat yang mengandung Piperazine. Jika kasus cacingan yang muncul disebabkan oleh Cestodo atau cacing pita dapat diberikan obat cacing yang mengandung niclosamide dan sangat efektif. Jika terjadi kasus cacingan dengan kelompok nematoda dan cestodea pada ayam produksi dalam suatu populasi, pilihan kombinasi levamisole dan niclosamide seperti dalam sangat direkomendasi untuk diaplikasikan. Bahan obat tersebut memiliki kandungan selenium tambahan, yang dapat meningkatkan produksi enzim pankreas seperti enzim protease, lipase dan amilase, sehingga ketika pengobatan cacingan terhadap ayam organ pencernaan akan tetap optimal karena manfaat selenium tersebut.
Semoga bermanfaat